This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions..

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions..

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions..

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions..

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions..

Minggu, 31 Oktober 2010

etika mulai menghilang di masyarakat

kita merasakan turunnya kualitas etika di dalam masyarakat. Bahkan dalam dunia pendidikan degradasi ini pun muncul. Guru tidak memberi teladan untuk menghormati murid sebagai kaum muda dan sebaliknya murid juga tidak menaruh hormat kepada guru sebagai perwakilan generasi tua. Di jaman yang menjunjung tinggi kebebasan ini etika menjadi penjara bagi manusia untuk menunjukkan keberadaannya.

Sesuai pengertiannya, etika berarti  mempelajari nilai atau kualitas mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup penerapan seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab. Dari pengertian diatas jelaslah bahwa etika merupakan penilaian moral yang mencakup nilai benar, salah, baik, buruk dan tanggungjawab. Dan nilai-nilai diatas telah pudar dalam masyarakat dewasa ini.

Pengertian diatas juga menegaskan bahwa etika timbul dari kebiasaan, bila masyarakat enggan melakukan kebiasaan benar, baik dan bertanggung jawab maka etika yang baik yang telah terbentuk akan sedikit demi sedikit tergerus dan inilah yang terjadi pada bangsa ini, nilai-nilai kebenaran, kebaikan dan tanggung jawab tidak dijadikan sebagai kebiasaan mengakibatkan penurunan etika. Suap, korupsi, penghinaan, adalah akibat masyarakat tak beretika.

Untuk mengembalikan bangsa ini menjadi bangsa yang beretika baik mari kita mulai dari diri kita sendiri untuk melakukan kebiasaan yang benar, baik dan bertanggung jawab. Salah satunya berhenti di belakang marka jalan, dengan melakukan hal itu kita telah melakukan etika yang baik yaitu memberi kesempatan kepada pejalan kaki untuk menyeberang, memberi kesempatan kepada kendaraan lain untuk menyeberang/ melintas, dan mencegah terjadinya suap, korupsi dan penghinaan terhadap pejabat negara yang menjadi simbol negara.

sekilas tentang pajak

       saya pernah mengamati diberita-berita tentang orang yang membayar  pajak di indonesia. Terkadang orang yang membayar pajak dengan orang yang tidak membayar pajak tidak ada perbedaannya tidak ada kebanggaan dari pembayar pajak kalo kita bayar pajak gede, karena dari pemerintah juga tidak ada penghargaan langsung atas pembayaran pajak kita. menurut saya seharusnya ada suatu preferent / kelebihan bagi para pembayar pajak yang besar sehingga mereka mendapatkan prioritas atau pelayanan yang VIP pada saat minta pelayanan publik seperti ngurus KTP/ sim/pelayanan publik lainnya. kayak yang di bank2 yang punya ruangan khusus bagi nasabah besar.

     Tidak ada timbal balik secara langsung dengan pembayar pajak, Pajak lain dengan retribusi yang merupakan pembayaran atas sesuatu yang langsung dinikmati oleh pembayarannya, contoh retribusi seperti bayar listrik, air, telpon, iuran RT/RW. jika kita bayar retribusi seperti listrik otomatis rumah kita nyala terang, bisa nonton tv, dll. Bayar iuran RT/RW otomatis kita mendapat imbalan langsung berupa pembuangan sampah, dll. Sementara kalo bayar pajak seperti PBB, Pajak penghasilan kita sebagai pembayar pajak sama sekali tidak mendapatkan secara langsung imbalannya namun mendapatkan secara tidak langsung seperti pelayanan publik, perbaikan jalan,perbaikan infrastruktur , dll.
   

sekilas tentang sosialisali pemuda dalam bermasyarakat

PEMUDA merupakan generasi penerus sebuah bangsa, kader bangsa, kader masyarakat dan kader keluarga. Pemuda selalu diidentikan dengan perubahan, betapa tidak peran pemuda dalam membangun bangsa ini, peran pemuda dalam menegakkan keadilan, peran pemuda yang menolak kekeuasaan.
Sejarah telah mencatat kiprah pemuda-pemuda yang tak kenal waktu yang selalu berjuang dengan penuh semangat biarpun jiwa raga menjadi taruhannya. Indonesia merdeka berkat pemuda-pemuda Indonesia yang berjuang seperti Ir. Soekarno, Moh. Hatta, Sutan Syahrir, Bung Tomo dan lain-lain dengan penuh mengorbankan dirinya untuk bangsa dan Negara.
Dalam sebuah pidatonya, Soekarno pernah mengorbankan semangat juang Pemuda apa kata Soekarno “Beri aku sepuluh pemuda, maka akan kugoncangkan dunia”. Begitu besar peranan pemuda di mata Soekarno, jika ada sembilan pemuda lagi maka Indonesia menjadi negara Super Power.
Satu tumpah darah, satu bangsa dan satu bahasa merupakan sumpah pemuda yang di ikrarkan pada tanggal 28 Oktober 1928. Begitu kompaknya pemuda Indonesia pada waktu itu, dan apakah semangat pemuda sekarang sudah mulai redup, seolah dalam kacamata negara dan masyarakat seolah-olah atau kesannya pemuda sekarang malu untuk mewarisi semangat nasionalisime. Hal tersebut di pengaruhi oleh Globalisasi yang penuh dengan trend.
Soekarno, Hatta, Syahrir seandainya mereka masih hidup pasti mereka menangis melihat semangat nasionalisme pemuda Indonesia sekarang yang selalu mementingkan kesenangan dan selalu mementingkan diri sendiri.
Sekarang Pemuda lebih banyak melakukan peranan sebagai kelompok politik dan sedikit sekali yang melakukan peranan sebagai kelompok sosial, sehingga kemandirian pemuda sangat sulit berkembang dalam mengisi pembangunan ini.
Peranan pemuda dalam sosialisi bermasyarakat sungguh menurun dratis, dulu bisanya setiap ada kegiatan masyarakat seperti kerja bakti, acara-acara keagamaan, adat istiadat biasanya yang berperan aktif dalam menyukseskan acara tersebut adalah pemuda sekitar. Pemuda sekarang lebih suka dengan kesenangan, selalu bermain-main dan bahkan ketua RT/RW nya saja dia tidak tahu.
Kini pemuda-pemudi kita lebih suka peranan di dunia maya ketimbang dunia nyata. Lebih suka nge-Facebook, lebih suka aktif di mailing list, lebih suka di forum ketimbang duduk mufakat untuk kemajuan RT, RW, Kecamatan, Provinsi bahkan di tingkat lebih tinggi adalah Negara.
Selaku Pemuda kita dituntut aktif dalam kegiatan-kegiatan masyarakat, sosialisasi dengan warga sekitar. Kehadiran pemuda sangat dinantikan untuk menyokong perubahan dan pembaharuan bagi masyarakat dan negara. Aksi reformasi disemua bidang adalah agenda pemuda kearah masyarakat madani. Reformasi tidak mungkin dilakukan oleh orang tua dan anak-anak.
Dengan penuh harapan semoga pemuda-pemudi dan generasi penerus harapan bangsa dapat menjelma menjadi Soekarno-Soekarno masa depan dengan samangat juang yang tinggi. Sebagai motor perjuangan bangsa..dan berjuang agar negara kita tidak dipandang sebelah mata oleh negara-negara lain...ammin ya Allah

tentang individu

Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Kata "masyarakat" sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab, musyarak. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.
Menurut Syaikh Taqyuddin An-Nabhani, sekelompok manusia dapat dikatakan sebagai sebuah masyarakat apabila memiliki pemikiran, perasaan, serta sistem/aturan yang sama. Dengan kesamaan-kesamaan tersebut, manusia kemudian berinteraksi sesama mereka berdasarkan kemaslahatan.
Masyarakat sering diorganisasikan berdasarkan cara utamanya dalam bermata pencaharian. Pakar ilmu sosial mengidentifikasikan ada: masyarakat pemburu, masyarakat pastoral nomadis, masyarakat bercocoktanam, dan masyarakat agrikultural intensif, yang juga disebut masyarakat peradaban. Sebagian pakar menganggap masyarakat industri dan pasca-industri sebagai kelompok masyarakat yang terpisah dari masyarakat agrikultural tradisional.
Masyarakat dapat pula diorganisasikan berdasarkan struktur politiknya: berdasarkan urutan kompleksitas dan besar, terdapat masyarakat band, suku, chiefdom, dan masyarakat negara.
Kata society berasal dari bahasa latin, societas, yang berarti hubungan persahabatan dengan yang lain. Societas diturunkan dari kata socius yang berarti teman, sehingga arti society berhubungan erat dengan kata sosial. Secara implisit, kata society mengandung makna bahwa setiap anggotanya mempunyai perhatian dan kepentingan yang sama dalam mencapai tujuan bersama.

Individu merupakan unit terkecil pembentuk masyarakat. Dalam ilmu sosial, individu berarti juga bagian terkecil dari kelompok masyarakat yang tidak dapat dipisah lagi menjadi bagian yang lebih kecil Sebagai contoh, suatu keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak.Ayah merupakan individu dalam kelompok sosial tersebut, yang sudah tidak dapat dibagi lagi ke dalam satuan yang lebih kecil.
Pada dasarnya, setiap individu memiliki ciri-ciri yang berbeda.Individu yang saling bergabung akan membentuk kelompok atau masyarakat. Individu tersebut akan memiliki karakteristik yang sama dengan kelompok dimana dirinya bergabung.


Keluarga berasal dari bahasa Sansekerta: kula dan warga "kulawarga" yang berarti "anggota" "kelompok kerabat". Keluarga adalah lingkungan di mana beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah
Keluarga sebagai kelompok sosial terdiri dari sejumlah individu, memiliki hubungan antar individu, terdapat ikatan, kewajiban, tanggung jawab diantara individu tersebut.

Sabtu, 30 Oktober 2010

studentsite

kali ini saya akan  menyinggung tentang studentsite yg ada digunadarma. studentsite ialah salah satu fasilitas yg ada digunadarma untuk mempermudah dalam pembelajaran diperkuliahan mahasiswa atau mahasiswi digunadarma. ada pun beberapa fasilitas yg ada pada studentsite seperti..

kalender perkuliahan
jadwal kuliah
informasi seminar
forum forum
dan lain lain

banyak sekali yg dapat dimanfaatkan lewat studentsite keunggulan dari studentsite mnurut saya penggunaannya yg mudah dalam mengaksesnya dan tidak terlalu sulit dalam penggunaannya. jadi beruntunglah bagi kalian kalian yg sudah menjadi mahasiswa atau mahasiswi gunadarma. .

Sabtu, 02 Oktober 2010

Perlunya memperhatikan Pendidikan di Indonesia

Masalah pendidikan ga akan ada abisnya buat kita debatin. Masing-masing kepala punya pemikiran sendiri tentang hal ini. Kalau saya perhatiin dari tivi-tivi, timbul pertanyaan di benak saya, Sebenernya Pendidikan di indonesia nii udah cukup memenuhi standar kelayakan dan kebutuhan seluruh rakyat indonesia belum siih?? Jangan cuma kita sok-sok ninggiin standar tapi basicnya lemah. Sarana dan prasarananya kurang mendukung. atau pendidikan yg ga merata ke seluruh masyarakat di indonesia. Bahkan yg paling mengenaskan tapi banyak fakta yg menjadi ciri khas indonesia "money is #1". Uang bisa menghalalkan segala cara, klo ga ada uang, seolah kita ga layak dapet yg terbaik. semua aspek kayanya memegang prinsip ini. Ga cuma masalah pendidikan dan kesehatan. yaahhh klasik, tapi realita. Ampe ada buku "Orang Miskin Dilarang Sekolah!"  yang ditulis oleh Eko Prasetyo bekerjasama tergolong di dalam buku Seri Dilarang Miskin ini yang bertujuan untuk memprovokasi pembaca agar lebih kritis kembali dalam menyikapi permasalahan dalam bidang pendidikan.

Sebenernya kita warga indonesia malu bangett sm negara tetangga kita yg sampe sekarang makin panas aja berantemnya, saingannya. Yang satu gamau kalah sama yg banyak sumber dayanya baik dari aspek alam dan manusianya mencuri diam-diam *secara halus ke negara yg menganggap remeh potensi yg dimiliki ampe bisa dicuri, diakuin, disemena-menain kaya ulah Malaysia ke Indonesia. faktanya mental orang indonesia emang mental dijajah. Mental yg tanpa kita sadari diturunin sama nenek kakek kita yg pernah dijajah ratusan tahun.


 
Kita urai dehh satu persatu masalah yang terjadi dalam pendidikan di Indonesia

1. Kurikulum

Kurikulum kita yang dalam jangka waktu singkat selalu berubah-ubah tanpa ada hasil yang maksimal dan masih tetap saja. Gembar-gembor kurikulum baru, katanya lebih baiklah, lebih tepat sasaran. Yang jelas, menteri pendidikan berusaha eksis dalam mengujicobakan formula pendidikan baru dengan mengubah kurikulum. Perubahan kurikulum yang terus-menerus, pada prateknya kita tidak tau apa maksudnya dan yang beda hanya bukunya.

Pemerintah sendiri seakan tutup mata, bahwa dalam prakteknya Guru di Indonesia yang layak mengajar hanya 60% dan sisanya masih perlu pembenahan. Hal ini terjadi karena pemerintah menginkan hasil yang baik tapi lupa dengan elemen-elemen dasar dalam pendidikan. Contohnya guru, banyak guru honorer yang masih susah payah mencukupi kebutuhannya sendiri. Kegagalan dalam kurikulum kita juga disebabkan oleh kurangnya pelatihan skill, kurangnya sosialisasi dan pembinaan terhadap kurikulum baru. Elemen dasar ini lah yang menentukan keberhasilan pendidikan yang kita tempuh. Menurut slogan jawa, guru itu digugu dan ditiru, tapi fakta yang ada, banyak masyarakat yang memandang rendah terhadap profesi guru, padahal tanpa guru kita tidak akan bisa menjadi seperti sekarang ini.

2. Biaya

Akhir-akhir ini biaya pendidikan makin mahal, kaya' mengalami kenaikan BBM. Banyak masyarakat yang memiliki persepsi pendidikan itu mahal dan lebih parahnya banyak pula pejabat pendidikan yang ngomong, kalau pengen pendidikan yang berkualitas konsekuensinya harus membayar mahal. Pendidikan sekarang ini seperti diperjual-belikan bagi kalangan kapitalis pendidikan dan pemerintah sendiri seolah membiarkan saja dan lepas tangan.

Sekarang ini memang digalakan program wajib belajar 9 tahun dengan bantuan Bos. Tapi bagaimana dengan daerah-daerah yang terpencil nan jauh disana?? Apa mereka sudah mengenyam pendidikan?? Padahal mereka sebagai WNI berhak mendapatkan pendidikan yang layak.

Akhir-akhir ini pemerintah dalam system pendidikan yang baru akan membagi pendidikan menjadi dua jalur besar, yaitu jalur formal standar dan jalur formal mandiri. Pembagian jalur ini berdasarkan perbedaan kemampuan akademik dan finansial siswa. Jalur formal mandiri diperuntukkan bagi siswa yang mapan secara akademik maupun finansial. Sedangkan jalur formal standar diperuntukkan bagi siswa yang secara finansial bisa dikatakan kurang bahkan tidak mampu. Hal ini saya rasa sangat konyol, bukankah kebijakan ini sama saja dengan mengotak-kotakan pendidikan kita, mau dikemanakan pendidikan kita bila kita terus diam dan pasrah menerima keputusan Pemerintah?? Ironis banget kann klo kebijakan ini benar-benar terjadi.

3. Tujuan pendidikan

Katanya sih pendidikan itu mencerdaskan, tapi kenyataannya pendidikan itu menyesatkan. Bagaiamana tidak? Lihat saja kualitas pendidikan kita hanya diukur dari ijazah yang kita dapat. Padahal sekarang ini banyak ijazah yang dijual dengan mudahnya dan banyak pula yang membelinya (baik dari masyarakat ataupun pejabat-pejabat). Bukankah ini memalukan?? Berarti kalau  kita punya uang maka kita tidak usah sekolah tapi sama dengan yang sekolah karena memiliki ijasah. Harusnya pendidikan itu menciptakan siswa yang memiliki daya nalar yang tinggi, memiliki analisis tentang apa yang terjadi sehingga bila di terjunkan dalam suatu permasalahan dapat mengambil suatu keputusan.


4. Kontoversi diselenggaraknnya UN

Perdebatan mengenai Ujian Nasional (UN) sebenarnya sudah terjadi saat kebijakan tersebut mulai digulirkan pada tahun ajaran 2002/2003. UN atau pada awalnya bernama Ujian Akhir Nasional (UAN) menjadi pengganti kebijakan Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional (Ebtanas). Dari hasil kajian Koalisi Pendidikan (Koran Tempo, 4 Februari 2005), setidaknya ada empat penyimpangan dengan digulirkannya UN.
-Pertama, aspek pedagogis. Dalam ilmu kependidikan, kemampuan peserta didik mencakup tiga aspek, yakni pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotorik), dan sikap (afektif). Tapi yang dinilai dalam UN hanya satu aspek kemampuan, yaitu kognitif, sedangkan kedua aspek lain tidak diujikan sebagai penentu kelulusan.
-Kedua, aspek yuridis. Beberapa pasal dalam UU Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 telah dilanggar, misalnya pasal 35 ayat 1 yang menyatakan bahwa standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan, yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala. UN hanya mengukur kemampuan pengetahuan dan penentuan standar pendidikan yang ditentukan secara sepihak oleh pemerintah. Pasal 58 ayat 1 menyatakan, evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan oleh pendidik untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan.

Kenyataannya, selain merampas hak guru melakukan penilaian, UN mengabaikan unsur penilaian yang berupa proses. Selain itu, pada pasal 59 ayat 1 dinyatakan, pemerintah dan pemerintah daerah melakukan evaluasi terhadap pengelola, satuan jalur, jenjang, dan jenis pendidikan. Tapi dalam UN pemerintah hanya melakukan evaluasi terhadap hasil belajar siswa yang sebenarnya merupakan tugas pendidik.

-Ketiga, aspek sosial dan psikologis. Dalam mekanisme UN yang diselenggarakannya, pemerintah telah mematok standar nilai kelulusan 3,01 pada tahun 2002/2003 menjadi 4,01 pada tahun 2003/2004 dan 4,25 pada tahun 2004/2005. Ini menimbulkan kecemasan psikologis bagi peserta didik dan orang tua siswa. Siswa dipaksa menghafalkan pelajaran-pelajaran yang akan di-UN-kan di sekolah ataupun di rumah.

-Keempat, aspek ekonomi. Secara ekonomis, pelaksanaan UN memboroskan biaya. Tahun 2005, dana yang dikeluarkan dari APBN mencapai Rp 260 miliar, belum ditambah dana dari APBD dan masyarakat. Pada 2005 memang disebutkan pendanaan UN berasal dari pemerintah, tapi tidak jelas sumbernya, sehingga sangat memungkinkan masyarakat kembali akan dibebani biaya. Selain itu, belum dibuat sistem yang jelas untuk menangkal penyimpangan finansial dana UN. Sistem pengelolaan selama ini masih sangat tertutup dan tidak jelas pertanggungjawabannya. Kondisi ini memungkinkan terjadinya penyimpangan (korupsi) dana UN..
korupsi lagi,.korupsi lagi,.,.ckckckck mental indonesia.

5. Kerusakan fasilitas sekolah

Nanang Fatah, pakar pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) mengatakan, sekitar 60 persen bangunan sekolah di Indonesia rusak berat. Di wilayah Jabar, sekolah yang rusak mencapai 50 persen.

Kerusakan bangunan sekolah tersebut berkaitan dengan usia bangunan yang sudah tua. Untuk mengantisipasi hal tersebut, sejak tahun 2000-2005 telah dilaksankan proyek perbaikan infrastruktur sekolah oleh Bank Dunia, dengan mengucurkan dana Bank Dunia pada Komite Sekolah.

Menurut saya, kerusakan bangunan pendidikan jelas akan mempengaruhi kualitas pendidikan karena secara psikologis seorang anak gimana mau ngrasa nyaman belajar pada kondisi ruanagan yang hampir roboh. yg ada stress takut kerobohan bangunan yg udah tua.

paraahh kaaann,.,.
klo mu banyak dikulik ni masalah pendidikan, sehariaaann juga ga ga cukup.
yaahh mudah-mudahan sii pemaparan ini bisa buat kita berpikir gimana siihh kita menanggulangi masalah-masalah yg terjadi di indonesia ini. terlebih kita sebagai warga yg mengaku punya jiwa nasionalis terhadap negara, jangan cuma protes sama perlakuan malaysia atau negara lain terhadap bangsa kita, tapi kita juga punya masalah intern yg HARUS ditanggulangi dan diupayakan. Karena masalah ga akan pernah selesai, tapi kita upayakan sedemikian rupa biar ga jadi bencana.
segini ajj upaya protes hasil dari lamunan depan tivi.

Sumber:

http://www.geramtolakbhp.blogspot.com/Potret Dunia Pendidikan Indonesia

http://mybluegreen.net/serbaneka/potret-dunia-pendidikan-indonesia/

http://beritasore.com/2007/07/03/uu-bhp-tidak-mengarah-privatisasi-perguruan-tinggi/